Tuesday 20 October 2015

KAJIAN KITAB HIKAM 8


JIKA Tuhan membukakan BAGIMU JALAN UNTUK MAKRIFAT, MAKA JANGAN hiraukan TENTANG amalmu YANG MASIH SEDIKIT KARENA ALLAH SWT TIDAK MEMBUKA JALAN TADI MELAINKAN Dia berkehendak MEMPERKENALKAN DIRI-NYA PADA KAMU.


Kalam-kalam Hikmah yang diuraikan sebelumnya mengajak kita merenung secara mendalam tentang pengartian amal, Qada dan Qadar, kehendak dan ikhtiar, doa dan janji Allah, yang semuanya itu mendidik rohani agar melihat kecilnya apa yang datangnya dari hamba dan betapa besar pula apa yang dikaruniai oleh Allah Rohani yang terdidik begini akan membentuk sikap beramal tanpa melihat kepada amalan itu sebaliknya melihat amalan itu sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri. Orang yang terdidik seperti ini tidak lagi membuat klaim kepada Allah tetapi membuka hati nuraninya untuk menerima taufik dan hidayat dari Allah


Orang yang hatinya suci bersih akan menerima pancaran Nur Sir dan mata hatinya akan melihat kepada hakikat bahwa Allah, Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Suci dan Maha Tinggi tidak mungkin ditemukan dan dikenal kecuali jika Dia mau ditemukan dan dikenal. Tidak ada ilmu dan amal yang mampu menyampaikan seseorang kepada Allah Tidak ada jalan untuk mengenal Allah s.w.t. Allah hanya dikenal saat Dia memperkenalkan 'diri-Nya'. Temuan pada hakikat bahwa tidak ada jalan yang terhulur ke gerbang makrifat merupakan puncak yang dapat dicapai oleh ilmu. Ilmu tidak mampu pergi lebih jauh dari itu. Bila mengetahui dan mengakui bahwa tidak ada jalan atau tangga yang dapat mencapai Allah maka seseorang itu tidak lagi bersandar kepada ilmu dan amalnya, apa lagi kepada ilmu dan amal orang lain. Kapan sampai di sini seseorang itu tidak ada pilihan lagi kecuali menyerah sepenuhnya kepada Allah

Bukan senang mau membulatkan hati untuk menyerah bulat-bulat kepada Allah Ada orang yang mengetuk pintu gerbang makrifat dengan doanya. Jika pintu itu tidak terbuka maka semangatnya akan menurun hingga bisa menyebabkan putus asa. Ada pula orang yang berpegang dengan janji Allah bahwa Dia akan membuka jalan-Nya kepada hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya. Kuatlah dia beramal agar dia lebih layak untuk menerima karunia Allah sebagaimana janji-Nya. Dia menggunakan kekuatan amalannya untuk mengetuk pintu gerbang makrifat. Kapan pintu tersebut tidak terbuka juga maka dia akan merasa ragu-ragu.

Dalam perjalanan mencari makrifat seseorang tidak terlepas dari kemungkinan menjadi ragu-ragu, lemah semangat dan putus asa jika dia masih bersandar kepada sesuatu selain Allah Hamba tidak ada pilihan kecuali berserah kepada Allah, hanya Dia yang memiliki kuasa Mutlak dalam menentukan siapakah diantara hamba-hamba-Nya yang layak mengenal Diri-Nya. Ilmu dan amal hanya digunakan untuk membentuk hati yang berserah diri kepada Allah Aslim atau menyerah diri kepada Allah adalah perhentian di depan pintu gerbang makrifat. Hanya para hamba yang sampai di halte Aslim ini yang mungkin menerima karunia makrifat. 

Allah menyampaikan hamba-Nya di sini adalah tanda bahwa si hamba tersebut dipersiapkan untuk menemui-Nya. Aslim adalah makam dekat dengan Allah Siapa yang sampai kepada makam ini harus terus membenamkan dirinya ke dalam lautan penyerahan tanpa menghiraukan banyak atau sedikit ilmu dan amal yang dimilikinya. Jika Allah kehendaki dari makam inilah hamba diangkat ke Hadrat-Nya.

Jalan menuju perhentian Aslim yaitu ke pintu gerbang makrifat secara umumnya terbagi kepada dua. Jalan pertama dinamakan jalan orang yang mencari dan jalan kedua dinamakan jalan orang yang dicari. Orang yang menemukan akan melalui jalan di mana dia kuat melakukan mujahadah, berjuang melawan godaan hawa nafsu, kuat melakukan amal ibadah dan gemar menuntut ilmu. Dzahirnya sibuk melaksanakan tuntutan syariat dan batinnya memperteguh iman. Dipelajarinya tarekat tasawuf, mengenal sifat-sifat yang tercela dan berusaha mengikiskannya dari dirinya. Kemudian diisikan dengan sifat-sifat yang terpuji. Dipelajarinya perjalanan nafsu dan melatihkan dirinya agar nafsunya menjadi bertambah suci hingga meningkat ke tahap yang diridhoi Allah Inilah orang yang diceritakan Allah swt dengan firman-Nya:

Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh karena memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keridhoan); dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah beserta orang-orang yang berbuatbaik. (Ayat 69: Surah al-'Ankabut)

Wahai manusia! Sesungguhnya engkau senantiasa berpenat - (menjalankan kondisi hidupmu) dengan segala upayamu sampai (saat engkau) kembali kepada Tuhanmu, kemudian engkau tetap menemukan balasan apa yang telah engkau kerjakan (tertulis semuanya). (Ayat 6: Surat al-Insyiqaaq)Orang yang bermujahadah pada jalan Allah dengan cara menuntut ilmu, mengamalkan ilmu yang dituntut, memperbanyakkan ibadah, berzikir, menyucikan hati, maka Allah menunjukkan jalan dengan memberikan taufik dan hidayat sehingga terbuka kepadanya suasana berserah diri kepada Allah tanpa ragu-ragu dan ridho dengan perlakuan Allah Dia dibawa hampir dengan pintu gerbang makrifat dan hanya Allah saja yang menentukan apakah orang tadi akan dibawa ke Hadrat-Nya atau tidak, 

dikaruniakan makrifat atau tidak.Golongan orang yang dicari menempuh jalan yang berbeda dari kaum yang menemukan. Orang yang dicari tidak cenderung untuk menuntut ilmu atau beramal dengan tekun. Dia hidup selaku orang awam tanpa kesungguhan bermujahadah. Tetapi, Allah telah menentukan satu posisi spiritual kepadanya, maka takdir akan mengajaknya sampai ke posisi yang telah ditentukan itu. Orang dalam golongan ini biasanya berhadapan dengan sesuatu peristiwa yang segera membawa perubahan pada hidupnya. 

Perubahan sikap dan perbuatan terjadi secara mendadak. Kejadian yang menimpanya selalu berbentuk tes yang memutuskan hubungannya dengan sesuatu yang menjadi penghalang di antaranya dengan Allah Jika dia seorang raja yang beban kerajaannya menyebabkan dia tidak mampu mendekati Allah, maka Allah mencabut pemerintah itu dari. Lewatlah dia dari beban tersebut dan pada waktu yang sama timbul satu keinsafan di dalam hatinya yang membuatnya menyerahkan dirinya kepada Allah dengan sepenuh hatinya. 

Jika dia seorang hartawan takdir akan memupuskan hartanya sehingga dia tidak ada tempat bergantung kecuali Tuhan sendiri. Jika dia berkedudukan tinggi, takdir mencabut posisi tersebut dan ikut tercabut adalah kemuliaan yang dimilikinya, diganti pula dengan kehinaan sehingga dia tidak ada tempat untuk dituju lagi kecuali kepada Allah Orang dalam golongan ini diblokir oleh takdir dari menerima bantuan dari makhluk sehingga mereka berputus asa terhadap makhluk. 

Lalu mereka kembali dengan penuh kerendahan hati kepada Allah dan timbullah dalam hati mereka suasana penyerahan atau Aslim yang benar-benar terhadap Allah Penyerahan yang tidak mengharapkan apa-apa dari makhluk menjadikan mereka ridho dengan apa saja takdir dan perlakuan Allah Suasana begini membuat mereka sampai dengan cepat ke perhentian pintu gerbang makrifat walaupun ilmu dan amal mereka masih sedikit. Orang yang berjalan dengan kendaraan bala bencana mampu sampai ke halte tersebut dalam waktu dua bulan sedangkan orang yang mencari mungkin sampai dalam waktu dua tahun.

Abu Urairah ra menceritakan yang beliau ra mendengar Rasulullah saw bersabda yang maksudnya:Allah berfirman: "Ketika Aku menguji hamba-Ku yang beriman kemudian dia tidak mengeluh kepada pengunjung-pengunjungnya maka Aku lepaskan dia dari belenggu-Ku dan Aku gantikan baginya daging dan darah yang lebih baik dari yang dahulu dan dia bisa memperbarui amalnya sebab yang lalu telah diampuni semua ".

Amal kebaikan dan ilmunya tidak mampu membawanya ke posisi spiritual yang telah ditentukan Allah, lalu Allah dengan rahmat-Nya mengenakan tes siksa yang menariknya dengan cepat ke posisi dekat dengan Allah Oleh yang demikian tidak perlu dipertanyakan tentang praktek dan ilmu jika kondisi yang demikian terjadi pada seseorang hamba-Nya.

No comments: