Tuesday 20 October 2015

KAJIAN KITAB HIKAM 7

postingan saya malam ini copas dari syarah hikam,

selamat membaca ya......

pengartian JANJI ALLAH SWT

JANGAN SAMPAI MERAGUKAN KAMU TERHADAP JANJI ALLAH KARENA TIDAK terlaksana apa yang telah dijanjikan,
 MESKIPUN TELAH TERTENTU (TIBA) masanya, SUPAYA KERAGUAN ITU TIDAK merusakkan MATA HATI KAMU 
DAN TIDAK memadamkan cahaya SIR (RAHASIA ATAU BATIN) KAMU.


Allah s.w.t menjanjikan untuk menerima semua doa. 
Hamba sudah sangat kuat dan sering berdoa. 
Hamba mendoakan agar diselamatkan dari sesuatu musibah.
 Masa musibah itu sampai sudah tiba tetapi keamanan dari tidak
 tiba.
 Timbul keraguan dalam hati hamba itu tentang janji-janji
 AllahSebagian orang beriman diuji dengan penerimaan atau 
penolakan doa dan sebagian yang lain diuji dengan tertunai
 atau tertahan janji Allah Janji Allah ada dalam bentuk 
umum dan ada dalam bentuk khusus. 




Janji umum banyak terdapat di dalam al-Quran seperti janji surga terhadap orang yang berbuat kebajikan,
 janji neraka terhadap orang yang durhaka, janji ketinggian derajat untuk orang yang berjihad di jalan Allah,
 janji kekuasaan di atas bumi terhadap orang yang beriman dan beramal saleh dan lain-lain lagi. 
 Di dalam surat an-Nisaa 'ayat 95 Allah menjanjikan ganjaran yang besar kepada orang yang berjihad
 di jalan-Nya.
 Dalam surat an-Nur ayat 55 Allah menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal saleh bahwa
 mereka akan dijadikan khalifah di bumi,
 Dia akan teguhkan agama mereka dan Dia akan hilangkan ketakutan mereka.


 Banyak lagi janji Allah yang bisa ditemukan di dalam al-Quran. Janji-janji Allah secara umum terkait 
dengan amal, 
sesuai dengan sunnatullah yang menguasai perjalanan kehidupan. Ada juga janji secara khusus kepada 
orang-orang tertentu, 
misalnya melalui mimpi atau suara gaib. Orang yang beriman dengan Allah percaya kepada janji-janji-Nya. 
Janji Allah menjadi pendorong bagi mereka untuk bekerja keras, beramal saleh dan berjihad di jalan-Nya.

Allah tidak sekali-kali akan memungkiri janji-janji-Nya.
Di dalam golongan yang percaya kepada janji-janji Allah itu ada beberapa yang berpenyakit
 seperti yang diderita sejumlah orang yang berdoa kepada Allah Orang yang berdoa membuat klaim dengan
 doanya dan orang yang percaya kepada janji Allah membuat klaim dengan amalnya, karena Allah berjanji
 memberinya sesuatu menurut amalannya.



 Hikmah ketujuh mengaitkan janji Allah dengan mata hati dan Nur Sir (Rahasia atau batin). 
Persoalan mata hati telah disentuh pada Hikmah ke lima. Penyingkapan rahasia mata hati menemukan 
kita dengan persoalan diri dzahir, 
diri batin dan selanjutnya ke persoalan roh. Suluhan mata hati membawa kepada identifikasi terhadap 
Alam Barzakh dan keabadian. 
Mata hati yang kuat tidak berhenti sampai Alam Barzakh, bahkan ia menginkan ke tingkat alam
 yang lebih tinggi yang disebut Alam Malakut Atas. 


Pandangan mata hati berikutnya sampai ke kulit alam yang dinamakan Arasy Yang Meliputi. 
Semua makhluk Allah menghuni ruang yang di dalam atau dibatasi oleh kulit atau kerangka alam, yaitu Arsy. 
Tidak ada mahluk yang ada di luar dari kulit alam. Meskipun kulit alam merupakan kejadian Tuhan yang
 paling luar namun, mata hati tidak berhenti sampai itu. Mata hati terus mengeksplorasi 'di luar' dari kulit alam,
 yang disebut Wujud ketuhanan. 
Di sini timbul persoalan berat dan rumit untuk diuraikan.Semua kejadian di dalam kulit alam. 
Kulit alam adalah yang terakhir. 
Bila sampai ke kulit alam tidak bisa lagi dikatakan ada alam ketuhanan di luar, setelah, di balik dan 
istilah-istilah lain, karena tidak ada apa-apa lagi.Keberadaan Tuhan bukanlah satu jenis alam lain. 
Tidak bisa dikatakan ada alam ketuhanan setelah alam kita ini.Allah Maha Berdiri Sendiri, tidak menempati 
ruang. 
Jika demikian persoalannya bagaimana yang dikatakan Tuhan sedangkan kita sudah menjelajah ke seluruh 
alam maya namun,
Allah tidak juga ditemukan?

 Antara alam yang sementara dengan alam abadi ada Alam Barzakh. Barzakh adalah perbatasan.
Barzakh itulah yang menghubungkan dua kondisi yang berbeda. Misalnya, barzakh untuk laut dan sungai 
adalah kuala. 
Air laut adalah asin dan air sungai adalah tawar. Air pada dinding keduanya yaitu kuala adalah bertemu asin 
dengan tawar yang dinamakan payau.
 Payau bukan asin dan bukan lain dari asin. Payau juga bukan tawar dan bukan lain dari tawar. 
Kuala bukan laut dan bukan sungai
dan bukan juga lain dari laut dan sungai. Jika mau lihat laut dan sungai dengan sekali pandang atau 
sebagai satu keberadaan maka lihatlah kepada kuala. Jika mau merasakan asin dan tawar sekaligus maka
rasailah air payau.

 Jika ada barzakh di antara makhluk dengan makhluk, ada juga barzakh di antara Tuhan dengan makhluk. 
Barzakh inilah yang menjadi penghubung di antara Tuhan dengan hamba. Tanpa barzakh ini tidak mungkin 
terjadi keberadaan makhluk yang diciptakan
 Tuhan karena tidak ada online atau jembatan yang menghubungkan. Barzakh di antara Allah dengan hamba itu
 dinamakan Sir atau Rahasia, yaitu Rahasia Allah, yang hanya Allah yang mengetahui hakikatnya yang 
sebenarnya. 

Rahasia inilah yang memungkinkan ada hubungan di antara Pencipta dengan yang di cipta. Sir atau Rahasia itu 
memancarkan nurnya kepada mata hati. Mata hati yang bersuluhkan Nur Sir (rahasia ketuhanan) akan 
mendapat pengenalan tentang Sir dan mengalami suasana tauhid tingkat yang tartinggi. 
Bila hakikat Sir ditemukan nyatalah firman Allah:

 Dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya, - (Ayat 16: Surah Qaaf)

 Dan Ia tetap bersama-sama kamu di mana saja kamu berada. (Ayat 4: Surat al-Hadiid)

 "Padahal Allah yang menciptakan kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu!" (Ayat 96: Surah as-Saaffaat)

 Dan kamu tidak dapat menentukan kemauan kamu (tentang sesuatu pun), kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, 
Tuhan yang memelihara dan menkehendakkan seluruh alam. (Ayat 29: Surah at-Takwiir)

 Tidak ada daya dan upaya kecuali beserta Allah.Apa yang ada pada kita semuanya adalah karunia dari Allah
Kemauan kita untuk melakukan amal shalih datangnya dari Iradat Allah, tanpa Iradat Allah kita akan menjadi dungu,
 tidak berkemauan. Bila kita melakukan amal kebaikan, kita tidak terlepas dari menggunakan daya dan upaya yang
 datangnya dari Allah Tanpa Kudrat Allah kita tidak mampu bergerak. Kemampuan kita untuk berdoa dan beramal 
adalah karunia dari Allah
 Mereka mengira dirinya berbudi kepadamu (Muhammad) dengan sebab mereka telah Islam (tidak melawan dan tidak
 menentang). Katakanlah (kepada mereka): "Jangan kamu mengira keislaman kamu itu sebagai budi kepada saya,
 bahkan (jika sah dakwaan kamu itu sekalipun maka) Allah-lah yang berhak membangkit-bangkitkan budi-Nya kepada kamu,
 karena Dialah yang memimpin kamu kepada iman (yang menganggap bahwa), jika kamu orang-orang yang benar (pengakuan imannya). 
(Ayat 17: Surah al-Hujuraat)

 Kehendak dan perbuatan kita adalah anugerah dari Allah Jadi, apakah hak kita untuk menuntut Allah dengan doa dan amal kita
Memang benar Allah berjanji untuk mengabulkan semua doa dan memberi sesuatu menurut praktek.Tetapi,
 tidak ada makhluk-Nya yang layak menagih janji tersebut. 

Janji Allah kembali kepada diri-Nya Sendiri.Jangan coba-coba menuntut janji Allah karena andainya Dia menuntut kamu
 dengan amanah yang dipertaruhkan kepada kamu niscaya semua amalan kamu akan hancur beterbangan seperti debu,
 tidak ada walau sebesar zarah pun yang layak dipersembahkan kepada-Nya ketika kamu dihadapkan pada keadilan-Nya.

 Karena itu berteduhlah di bawah payung rahmat dan ampunan-Nya, jangan diungkit-ungkit tentang amal kamu dan janji-Nya. 
Contohilah akhlak Rasulullah saw yang telah menerima janji Allah yaitu beliau telah bermimpi memasuki kota Makkah
Kaum muslimin percaya bahwa mimpi Rasulullah adalah mimpi yang benar dan mereka yakin bahwa itu adalah janji Allah
 kepada Rasul-Nya, yang Dia mengijinkan mereka bersama-sama memasuki kota Makkah sekalipun musyrikin Quraisy masih
 menguasai kota tersebut. 

Kaum muslimin berangkat dari Madinah ke Makkah.Rombongan mereka dihadang sebelum sampai di Makkah. 
Kaum musyrikin tidak mengijinkan kaum muslimin memasuki Makkah. Alasan dari peristiwa itu terjadilah Perjanjian Hudaibiah. 
Rasulullah saw setuju agar kaum muslimin tidak memasuki Makkah pada tahun itu. Umar al-Khattab yakin akan mimpi 
Rasulullah Beliau ra juga percaya bahwa mimpi Rasulullah itu adalah janji Allah mengizinkan mereka memasuki kota Makkah. 

Beliau ra juga yakin bahwa lantaran janji Allah adalah benar maka bertegas memasuki Makkah walaupun dengan cara
 berperang adalah tindakan yang benar. Beliau ra menganjurkan agar berperang agar kebenaran mimpi Rasulullah
 dan kebenaran janji Allah menjadi kenyataan. Iman Umar yang sangat mendalam membuatnya mau maju terus menurut
 petunjuk yang sampai kepada beliau ra tanpa menoleh ke kanan atau ke kiri. Abu Bakar as-Siddik yang Nur Sirnya lebih sempurna
 dari Nur Sir Umar bersikap menyetujui tindakan Rasulullah saw mengadakan Perjanjian Hudaibiah.Melalui suluhan 
Nur Sirnya Abu Bakar dapat menyaksikan apa yang dilindungi dari pandangan mata hati Umar
 Kemudian ternyata perjanjian tersebut banyak memberi manfaat kepada kaum muslimin. 

Ternyata kebijaksanaan Rasulullah menyetujui Perjanjian Hudaibiah dan kebenaran pandangan mata hati Abu Bakar
 melalui pancaran Nur Sirnya. Sesuai dengan Perjanjian Hudaibiah, pada tahun berikutnya kaum muslimin dapat memasuki
 kota suci Makkah secara aman. Benarlah apa yang dimimpikan oleh Rasulullah saw dan benarlah janji Allah Rasulullah saw
 menerima janji Allah sebagai satu karunia yang wajib diyakini dengan cara bertawakal kepada Allah dalam pelaksanaannya. 

Kapan terjadi sesuatu yang pada dzahirnya menujung pelaksanaan janji Allah itu Rasulullah saw tidak menagih Allah 
dengan janji tersebut, sebaliknya beliau mengembalikannya kepada Allah Sebagai balasan terhadap kerelaan menerima
 takdir Allah maka Allah karuniakan pula Perjanjian Hudaibiah yang banyak membantu perkembangan dakwah Islam. 

Allah juga tidak sekali-kali melupakan janji-Nya mengizinkan kaum muslimin mengunjungi tanah suci Makkah, 
dengan rahmat-Nya kaum muslimin memasuki kota Makkah pada tahun berikutnya dalam suasana aman.
 Jadi, ketika janji Allah dikembalikan kepada Allah maka Allah melaksanakannya.

Peristiwa ini memberi pengajaran kepada kita tentang Sir. Abu Bakar as-Siddik ra melebihi sahabat-sahabat yang
 lain lantaran Sirnya, yaitu Rahasia pada hati nuraninya yang menghubungkannya dengan Allah Sir yang menguasainya 
tulah yang menjadi as-Siddik. Beliau ra dapat mengizinkan kebenaran Nabi Muhammad saw tanpa usul.
 Beliau ra mengizinkan peristiwa Isra dan Mi'raj ketika kebanyakan kaum Quraisy menafikannya. 

Abu Bakar bukanlah seorang dungu yang bertaklid secara membuta tuli. Tetapi, apa yang sampai kepadanya diakui
 oleh Sirnya yang memperoleh konfirmasi dari Allah Cahaya kebenaran yang keluar dari Rasulullah saw dan cahaya
 kebenaran yang keluar dari Sir Abu Bakar adalah sama, sebab itulah Abu Bakar membenarkannya tanpa usul 
dan tanpa meminta bukti. Bukti apa lagi yang diperlukan saat Sir telah mendapat jawaban dari Allah Sir 
atau Rahasia Allah itulah yang tidak bercerai lalu dari Allah, senantiasa menghadap kepada Allah
 dan mendengar Kalam Allah Sir itulah yang mengenal Allah s.w.t

Kemurnian Sir Abubakar as-Siddik ra ternyata lagi ketika kematian Rasulullah Umar yang dikuasai oleh iman yang sangat kuat
 yang melahirkan cinta yang mendalam terhadap Rasulullah saw, Kekasih Allah, dikuasai kecintaan itu, ia ra mau memancung 
kepala siapa saja yang mengatakan Rasulullah saw sudah wafat. Tetapi, Abu Bakar, yang kecintaannya terhadap Rasulullah saw 
mengatasi kecintaan Umar mampu mengatakan, "Siapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya Muhammad sudah wafat.
Siapa yang menyembah Allah maka Allah tidak akan wafat selamanya! "Begitulah murninya cahaya
atau nur yang diterima oleh Abu Bakar di dalam hatinya yang dipancarkan oleh Sir. 

Tidak salah jika dikatakan jika mau memahami hakikat Sir maka pahamilah diri Abu Bakar as-Siddik raMengenali beliau ra 
membuat seseorang mengenali tanda-tanda Sir.Kalam Hikmah ketujuh ini memberikan panduan untuk memahami hakikat Sir. 
Tanda seseorang tidak mendapat sinar Nur Sir adalah dia meragukan janji-janji Allah lantaran dia menentukan maksud janji Allah 
menurut selera sendiri. Bagaimana posisi kita terhadap janji Allah begitulah kondisi hati kita terhubung dengan Rahasia Allah atau Sir.

No comments: