Thursday 22 October 2015

KAJIAN KITAB HIKAM 10





AMALAN dzahir ADALAH KERANGKA

SEDANGKAN rohnya ADALAH IKHLAS

YANG TERDAPAT DENGAN
TERSEMBUNYI DALAM AMALAN ITU.





Amal lahiriah digambarkan sebagai
batang tubuh dan ikhlas
pula
digambarkan sebagai nyawa yang
menghidupkan batang tubuh itu. Jika
kita kurang mendapat efek yang baik
dari latihan spiritual harus kita
merenung dengan mendalam tubuh
amal apakah ia bernyawa atau
tidak.Hikmah 10 ini menghubungkan
amal dengan ikhlas.

Hikmah 9 yang
lalu telah menghubungkan amal
dengan hal. Kedua Kalam Hikmah ini
membangun jembatan yang
menghubungkan hal dengan ikhlas,
keduanya terkait dengan hati, atau
lebih tepat jika dikatakan ikhlas
sebagai suasana hati dan hal sebagai
Nur Ilahi yang menyinari hati yang
ikhlas. Ikhlas menjadi persediaan yang
penting untuk hati menyambut sinar
Nur Ilahi. Bila Allah berkehendak
memperkenalkan diri-Nya kepada
hamba-Nya maka dipancarkan Nur-
Nya kepada hati hamba tersebut. Nur
yang dipancar kepada hati ini
dinamakan Nur Sir atau Nur Rahasia
Allah Hati yang diterangi oleh nur akan
merasakan hal ketuhanan atau
mendapat tanda-tanda pada Tuhan.
Setelah mendapat pertandaan dari
Tuhan maka hati pun mengenal Tuhan.
Hati yang memiliki sifat begini
dikatakan hati yang memiliki ikhlas
tingkat tartinggi. 

Tuhan berfirman
untuk menggambarkan ikhlas dan
hubungannya dengan makrifat:
Dan sebenarnya perempuan itu telah
berkeinginan sangat kepadanya, dan
Yusuf pula (mungkin timbul)
keinginannya kepada perempuan itu
jika ia tidak menyadari kenyataan
Tuhannya (tentang kejinya perbuatan
zina itu). Demikianlah (takdir Kami),
untuk menjauhkan dari Yusuf hal-hal
yang tidak baik dan kejahatan, karena
sesungguhnya ia dari hamba-hamba
Kami yang dibersihkan dari segala
dosa. (Ayat 24: Surah Yusuf)

Nabi Yusuf as adalah hamba Allah
yang ikhlas. Hamba yang ikhlas
berada dalam pemeliharaan Allah Bila
dia dirangsang untuk melakukan
kejahatan dan kekotoran, Nur Rahasia
Allah akan memancar di dalam hatinya
sehingga dia menyaksikan dengan
jelas akan tanda-tanda Allah dan
sekaligus meleburkan rangsangan
jahat tadi. Inilah tingkat ikhlas yang
tartinggi yang dimiliki oleh orang arif
dan hampir dengan Allah Mata hatinya
senantiasa memandang kepada Allah,
tidak pada dirinya dan perbuatannya.
Orang yang berada di dalam makam
ikhlas yang tartinggi ini senantiasa
dalam keridhoan Allah baik saat
beramal atau saat diam. Allah s.w.t
sendiri yang memeliharanya. Allah
mengajarkan agar hamba-Nya
berhubung dengan-Nya dalam kondisi
ikhlas.

Dia Yang Hidup; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan
Dia; maka sembahlah Dia dengan
mengikhlaskan amal agama kamu
kepada-Nya semata-mata. Segala puji
bagi Allah, Tuhan yang memelihara
dan menkehendakkan semesta alam.
(Ayat 65: Surah al-Mu'min)Allah s.w.t
jua Yang Hidup. Dia yang memiliki
segala kehidupan. Dia lah Tuhan
semesta alam. Apa saja yang ada
dalam alam ini adalah ciptaan-Nya.
Apa saja yang hidup adalah
diperhidupkan oleh-Nya. 

Jalan dari
Allah adalah nikmat dan karunia
sementara jalan dari hamba kepada-
Nya pula adalah ikhlas. Hamba
dituntut untuk mengikhlaskan segala
aspek kehidupan untuk-Nya. Dalam
melaksanakan tuntutan memurnikan
kehidupan untuk Allah ini hamba tidak
bisa merasa takut dan gentar kepada
sesama makhluk.

Oleh itu maka sembahlah Allah
dengan memurnikan ibadah kepada-
Nya (dan menjauhi bawaan syirik),
sekalipun orang-orang kafir tidak
menyukai (praktek yang demikian).
(Ayat 14: Surah al-Mu'min)Allah telah
mengatur kode etika kehidupan yang
harus dijunjung, dihayati, diamalkan,
disebarkan dan diperjuangkan oleh
kaum muslimin dengan sepenuh jiwa
raga dalam kondisi ikhlas karena Allah,
meskipun ada orang-orang yang tidak
suka, orang-orang yang menghina,
orang-orang yang membangkang dan
mengadakan pertandingan. Keikhlasan
yang diperjuangkan dalam kehidupan
dunia ini akan dibawa bersama ketika
menemukan Tuhan kelak.

Katakanlah: "Tuhanku menyuruh
berlaku adil (pada segala hal), dan
(menyuruh agar kamu) hadapkan
muka (dan hati) kamu (kepada Allah)
dengan benar pada setiap kali salat,
dan sembahlah dengan mengikhlaskan
amal agama kepada-Nya semata -
mata; (karena) sebagaimana Ia telah
menjadikan kamu di mulainya,
(demikian pula) kamu akan kembali
(kepada-Nya) ". (Ayat 29: Surah al-
A'raaf)

Sekali pun sulit mencapai tingkat
ikhlas yang tartinggi namun, harus
diusahakan agar diperoleh kondisi hati
yang ikhlas dalam segala perbuatan
baik yang lahir mau pun yang batin.
Orang yang telah tumbuh di dalam
hatinya rasa mencintai Allah akan
berusaha membentuk hati yang ikhlas.
Mata hatinya melihat bahwa Allah-lah
Tuhan Yang Maha Agung dan dirinya
hanyalah hamba yang hina.

 Hamba
berkewajiban tunduk, patuh dan taat
kepada Tuhannya. Orang yang di
dalam makam ini beramal karena
Allah: karena Allah yang
memerintahkan beramal, karena Allah
berhak ditaati, karena perintah Allah
wajib diterapkan, semuanya karena
Allah tidak karena sesuatu yang lain.
Golongan ini sudah dapat menawan
hawa nafsu yang rendah dan pesona
dunia tetapi dia masih melihat dirinya
di samping Allah Dia masih melihat
dirinya yang melakukan amal. Dia
gembira karena menjadi hamba Allah
yang beramal karena Allah Sifat
kemanusiaan biasa masih
mempengaruhi hatinya.Setelah
kerohaniannya meningkat hatinya
dikuasai sepenuhnya oleh perlakuan
Allah, menjadi orang arif yang tidak
lagi melihat kepada dirinya dan
amalnya tetapi melihat Allah, Sifat-
sifat-Nya dan perbuatan-Nya. 

Apa saja yang ada dengannya adalah
anugerah Allah Sabar, ridho, tawakal
dan ikhlas yang ada dengannya
semuanya merupakan penghargaan
Allah, bukan amal yang lahir dari
kekuatan dirinya.

Tingkat ikhlas yang paling rendah
adalah ketika amal perbuatan bersih
dari ria yang jelas dan samar tetapi
masih terikat dengan keinginan kepada
pahala yang dijanjikan Allah Ikhlas
seperti ini dimiliki oleh orang yang
masih kuat bersandar kepada amal,
yaitu hamba yang mentaati Tuannya
karena mengharapkan upah dari
Tuannya itu.

Di bawah dari tingkatan ini tidak
dinamakan ikhlas lagi. Tanpa ikhlas
seseorang beramal karena sesuatu
muslihat keduniaan, mau dipuji, mau
menutupi kejahatannya agar orang
percaya kepadanya dan bermacam-
macam lagi muslihat yang rendah.
Orang dari golongan ini meskipun
banyak melakukan praktek namun,
praktek mereka adalah umpama tubuh
yang tidak bernyawa, tidak bisa
menolong tuannya dan di depan Tuhan
nanti akan menjadi debu yang tidak
mensyafaatkan orang yang
melakukannya. Setiap orang yang
beriman kepada Allah harus
mengusahakan ikhlas pada amalannya
karena tanpa ikhlas syiriklah yang
bergabung praktek tersebut, sebanyak
ketiadaan ikhlas itu.

(Amalkanlah hal-hal itu) dengan tulus
ikhlas kepada Allah, dan tidak
mempersekutukan sesuatu pun
dengan-Nya. (Ayat 31: Surah al-Hajj)

"Serta (diwajibkan kepada saya):
'hadapkanlah seluruh dirimu menuju
(ke arah mengerjakan perintah-
perintah) agama dengan benar dan
ikhlas, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang musyrik'". Dan janganlah
kamu (Muhammad) menyembah atau
memuja yang lain dari Allah, yang tidak
dapat memberi manfaat dan tidak juga
dapat mendatangkan mudarat
kepadamu. Oleh itu, jika kamu berbuat
yang demikian, maka pada saat itu
termasuk orang-orang yang lalim
(terhadap diri sendiri dengan perbuatan
syirik itu). (Ayat 105 & 106: Yunus)

Daging dan darah binatang korban
atau hadiah itu tidak sekali-kali akan
sampai kepada Allah, tetapi yang
sampai kepada-Nya adalah amal yang
ikhlas yang berdasarkan takwa dari
kamu. (Ayat 37: Surah al-Hajj)

Allah menyeru sekaligus agar berbuat ikhlas
dan tidak berbuat syirik. Ikhlas adalah
lawan kepada syirik. Jika sesuatu
amal itu dilakukan dengan anggapan
bahwa ada makhluk yang berkuasa
mendatangkan manfaat atau mudarat,
maka tidak ada ikhlas pada amal
tersebut. Kapan tidak ada ikhlas akan
adalah syirik yaitu sesuatu atau
seseorang yang kepadanya amal itu
ditujukan. Orang yang beramal tanpa
ikhlas itu disebut orang yang zalim,
meskipun pada dzahirnya dia tidak
menzalimi siapa.

Intisari kepada ikhlas adalah
melakukan sesuatu karena Allah
semata-mata, tidak ada kepentingan
lain. Kepentingan diri sendiri
merupakan musuh ikhlas yang paling
utama. Kepentingan diri lahir dari
nafsu. Nafsu inginkan kemewahan,
kesenangan, posisi, kemuliaan, puji-
pujian dan sebagainya. Apa yang lahir
dari nafsu itulah yang sering menujung

atau merusakkan ikhlas.

No comments: